Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Jakarta (LPP AIK UMJ) menggelar Baitul Arqam untuk mahasiswa baru. Baitul Arqam merupakan bentuk kegiatan kaderisasi dan pengenalan kemuhammadiyahan. Kali ini, Baitul Arqam yang diselenggarakan LPP AIK UMJ diadakan sampai 7 (tujuh) gelombang dan setiap gelombang diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa baru.
Rektor UMJ Prof. Syaiful Bakhri memberikan sambutan pada Baitul Arqam gelombang pertama pada Jum’at (7/9), lalu di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Saat memberikan sambutan, rektor memberikan wawasan keislaman, kemuhammadiyahan dan kebangsaan. Menurutnya, kemajuan peradaban Islam lahir dari pergolakan pemikiran. Pergolakan inilah yang menjadikan perkembangan pemikiran dalam Islam berjalan maju. “Perkembangan pemikiran Islam juga memunculkan madzhab-madzhab,” katanya. Lalu, katanya lagi, kemajuan peradaban Islam menjadikan Islam dapat tersebar luas hingga Eropa.
“Muhammadiyah juga lahir dari pergolakan pemikiran tersebut,”tegasnya.
Ia menggarisbawahi bahwa di Indonesia Islam berkembang melalui ormas-ormas. Dimana dinamika pemikiran merupakan roda bagi ormas-ormas Islam.
Namun, Muhammadiyah tidak berhenti pada pergolakan pemikiran saja. Sebab, Muhammadiyah adalah sebuah gerakan yang lahir sebelum Indonesia merdeka. Muhammadiyah bergerak karena ada yang perlu diperangi. “Apa yang diperangi Muhammadiyah?” Tanya rektor pada peserta Baitul Arqam. “Yang diperangi Muhammadiyah adalah kebodahan dan kemiskinan. Termasuk kemiskinan akidah,” demikian rektor menjelaskan pertanyaan tersebut.
Sebab, menurutnya, Muhamadiyah bercita-cita membangun peradaban bangsa dan agama.”Jadi, sebagai warga negara ideologi kita adalah Pancasila namun sebagai warga Muhammadiyah ideologi kita adalah Muhammadiyah,” katanya tegas.
Ia melanjutkan bahwa Muhammadiyah juga sebagai gerakan dakwah. Bukan gerakan politik sebab bukan partai politik. Tapi, katanya, demi kemaslahatan bangsa warga Muhammadiyah boleh berpolitik.
Di penghujung sambutan rektor memberi pesan kepada mahasiswa baru untuk bersiap menghadapi dunia baru, “Kalian bukan anak-anak lagi, tapi sudah dewasa. Jadi, belajarlah secara dewasa.” Apalagi, UMJ tengah mempersiapkan para dosen menjadi doktor di berbagai bidang. Para doktor yang sudah ada dan yang sedang studi lanjut tingkat doktor jumlahnya mencapai ratusan. “Para doktor inilah yang siap mentransformasikan ilmunya kepada kalian,” pungkasnya. (Humas)