Rektor UMJ Isi Materi Konsolidasi LHKP Kalimantan Tengah

Oleh :
Ma'mun Murod
Dr. Ma’mun Murod, M.Si., saat menyampaikan materi dalam Konsolidasi II LHKP PWM Kalteng, di Kantor PWM Kalteng, Sabtu (15/10).

Selepas mengikuti rangkaian HBM III UMJ dan Peresmian Masjid KH. Yunus Anis UMJ, Sabtu, 15 Oktober 2015,, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ma’mun Murod, terbang ke Palangkaraya untuk menghadiri dan menyampaikan materi pada acara Konsolidasi II Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah.

Acara yang bertempat di Kantor PWM Kalimantan Tengah tersebut dihadiri Ketua dan Sekretaris PWM Kalteng, pengurus LHKP Wilayah, perwakilan PDM dan pengurus LHKP Daerah,  para anggota Persyarikatan yang akan didorong untuk maju sebagai calon anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kab/Kota, serta beberapa anggota KPU dan Bawaslu dari rumpun Muhammadiyah.

Kiri ke kanan: Prof. Dr. Ahmad Syar’i, Dr. Ma’mun Murod, S.Sos., M.Si dan Dr. HM Yusuf, S.Sos., MAP., dalam acara LHKP di Palangkaraya, Sabtu (15/10).

“Saya sangat peduli dan menyambut baik acara-acara seperti ini. Saya menyukai suasana Muhammadiyah di Kalimantan Tengah yang mempunyai kepedulian luar biasa dalam urusan  politik. Apa yang tadi disampaikan oleh Mas Yusuf (Rektor terpilih Universitas Muhammadiyah Palangkaraya) dan Prof. Dr. Ahmad Syar’i (Ketua PWM Kalimantan Tengah) menggambarkan kepedulian mereka terhadap politik,” ungkap Ma’mun di awal penyampaian materinya.

“Di era politik yang liberal, Muhammadiyah dalam posisi sebagai jamaah memang niscaya harus terlibat dalam urusan-urusan politik, bukan hanya politik dalam pengertian kebangsaan, tapi juga dalam pengertian kekuasaan. Muhammadiyah melalui LHKP Wilayah penting untuk memetakan kerja-kerja politik, menata kader-kadernya untuk terlibat di ranah politik, baik politik kebangsaan maupun politik kekuasaan,” tambah Ma’mun yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua LHKP PP Muhammadiyah.

Lebih lanjut Ma’mun memaparkan bahwa politik kekuasaan saat ini berbeda dengan era Orde Baru. Saat ini, tak lagi bisa berharap “belas kasihan” atau pemberian dari orang lain dalam hal yang berkenaan dengan kuasa politik. Politik harus direbut. Tentu saja karena Muhammadiyah bukanlah organisasi politik, maka tugas Muhammadiyah hanyalah sebatas “mendistribusikan” kader-kadernya melalui lembaga-lembaga politik, baik partai politik, penyelenggara pemilu maupun lembaga lainnya.

“Saya suka penuturan Mas Yusuf yang menyebut bahwa PWM melalui LHKP Wilayah sedang melakukan penataan dan pendistribusian kader Muhammadiyah ke banyak partai politik dan lembaga penyelenggara pemilu. Meski masih dominan berada di Partai Amanat Nasional, namun terjadi diaspora politik yang relatif merata di antara partai-partai politik yang ada di antara kader-kader Muhammadiyah. Ini hal bagus dan sangat positif. Muhammadiyah harus bisa mewarnai semua kekuatan politik yang ada di Kalimantan Tengah,” ungkap Ma’mun panjang lebar.

Penyampaian materi oleh Rektor UMJ ini seakan menjadi magnet acara, dimana seluruh peserta menyimak dengan antusias hingga tak beranjak dari kursinya selama hampir tiga jam. Dirasa tak cukup, Rektor UMJ esok harinya mendadak didapuk untuk menyampaikan materi tambahan di depan sekitar 40 orang bakal caleg dari semua partai politik yang diselenggarakan oleh  FISIPOL Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. (MMA/TP/KSU)

https://simlppm.untan.ac.id/vendor/terbaik-2024/https://lentera.uin-alauddin.ac.id/question/gratis-terlengkap/https://old-elearning.uad.ac.id/gampang-menang/https://fk.ilearn.unand.ac.id/demo/http://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://elearning.uika-bogor.ac.id/tanpa-potongan/https://mti.unpam.ac.id/assets/images//https://besadu.belitung.go.id/css/https://uptdlkk.kaltimprov.go.id/img/product/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://siswa.dpuair.jatimprov.go.id/tests/demo/https://simmas.jombangkab.go.id/vendor/https://siapmang.kotabogor.go.id/storage/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://alumni.fhukum.unpatti.ac.id/app/