Pembiayaan Riset dan Masa Depan Riset di Perguruan Tinggi

perguruan-tinggi-ilustrasi-_130506065702-405
Foto : blogspot.com

Perguruan Tinggi tanpa keberadaan riset bisa dikatakan layaknya sebuah tubuh tanpa ruh. Karena riset sebagai ruh menjadi penggerak utama kehidupan Perguruan Tinggi. Sehingga perguruan tinggi akan mampu mereproduksi ilmu pengetahuan secara lebih produktif dan berkualitas. Pada akhirnya, akan lahir berbagai macam temuan mutakhir dari perguruan tinggi. 

Sebaliknya, perguruan tinggi yang tidak mampu menghasilkan  riset, bisa dikatakan keberadaannya hanya akan menjadi mayat hidup. Dirinya hidup hanya semata-mata sebagai mesin pencetak ijazah untuk dijual kepada setiap lulusan yang telah menyelesaikan pendidikan. Sehingga tak mengherankan, keberadaannya perguruan tinggi hanya akan menambah jumlah pengangguran. 

Maka dari itu, agar keberadaan perguruan tinggi tidak hanya menjadi tempat mencetak ijazah, keberlangsungan riset di perguruan tinggi harus mendapatkan dukungan serius. Agar aktivitas riset mampu mendorong produktivitas akademik di Perguruan Tinggi. Pada akhirnya, keberadaan Perguruan Tinggi tidak hanya berfungsi sebagai mesin pencetak ijazah. Akan tetapi, tempat melahirkan para ilmuwan dan ilmu pengetahuan. 

 

Keseriusan Pembiayaan Riset 

Keseriusan perguruan tinggi dalam memberikan pembiayaan riset kepada setiap dosen menjadi salah satu indikator bahwa ilmu pengetahuan di perguruan tinggi akan berkembang signifikan ke depannya. Karena setiap dosen akan bersemangat untuk meriset, disebabkan dirinya tak lagi memikirkan terkait pendanaan riset yang akan dilakukan oleh dirinya.

Antusiasme dosen dalam meriset menjadi sangat penting untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Karena, keberadaan dosen bukan hanya sebagai pendidik, akan tetapi juga berfungsi sebagai ilmuwan. Hal tersebut seperti dijelaskan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.  

Dengan demikian, keseriusan pemberian pembiayaan riset kepada setiap dosen, esensinya ialah mendorong lahirnya para ilmuwan di perguruan tinggi. Karena keberadaan dosen bukan hanya mengajar dan mendidik, akan tetapi juga aktif melakukan riset. Hal tersebut, sebagai bagian dari indikator kinerja seorang dosen setiap tahunnya. 

Tentu saja, kegiatan riset tidak akan mungkin bisa dilakukan oleh seorang dosen bila dirinya tidak memiliki pendaaan yang cukup. Tapi sebaliknya, bila pendanaan penelitian telah disediakan oleh pihak perguruan tinggi, tentunya setiap dosen akan bersemangat untuk melakukan penelitian. Maka dari itu, keberadaan pendanaan riset menjadi sangat penting untuk disediakan oleh perguruan tinggi. 

Terkait jumlah yang akan disediakan, tentu harus menyesuaikan terhadap kemampuan keuangan dari masing-masing perguruan tinggi. Walaupun demikian, keberanian mengalokasikan pendanaan riset dalam jumlah yang cukup besar, akan berbanding lurus terhadap peningkatan kualitas ilmu pengetahuan di perguruan tinggi bersangkutan. 

Dengan kata lain, pada saat perguruan tinggi dapat mengalokasikan pendanaan riset dengan jumlah besar, secara otomatis output riset akan mampu meningkatkan kualitas perguruan tinggi itu sendiri. Pada saat kualitas perguruan tinggi meningkat, secara otomatis akan banyak calon mahasiswa berdatangan untuk mendaftar. Maka dari itu, jumlah riset yang diberikan kepada setiap dosen, esensinya ialah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi bersangkutan. 

Pembenahan Fasilitas Riset

Terkait majunya suatu peradaban, kita bisa belajar terhadap majunya peradaban pada masa Daulah Abbasiyah. Menurut Philip K. Hitti (2008: 385-386) kejayaan Daulah Abbasiyah dimulai dari pemerintahan Harun dan kemudian dilanjutkan pada masa pemerintahan al-Ma’mun. Pada masa al-Ma’mun dibuatlah kebijakan pendirian Bayt al-Hikmah (rumah kebijaksanaan) yang di dalamnya berisi perpustakaan, akademi, sekaligus biro penerjemahan, yang dalam berbagai hal merupakan lembaga pendidikan paling penting sejak berdirinya musium Iskandariyah pada paruh pertama abad ke-3 S.M.

Apa yang dilakukan oleh al-Ma’mun, rasa-rasanya sangat relevan bila coba kita duplikasi dalam pengembangan Perguruan Tinggi, yaitu mendirikan perpustakaan dengan koleksi buku, jurnal, dan berbagai mcaam ilmu pengetahuan secara lengkap. Bahkan, bukan hanya dari koleksi yang lengkap, akan tetapi fasilitas serta kenyamana para pengunjung juga harus diperhatikan. 

Harapannya, dengan dibangunnya perpustakaan dengan koleksi lengkap ditambah adanya kenyamanan, dosen sebagai peneliti akan betah berada di kampus untuk melakukan aktivitas penelitian. Sehingga dirinya tak perlu lagi ngamen sana-sini untuk menambah priuk keuangan di rumahnya. Akan tetapi, melalui aktivitas penelitian, dirinya sudah mendapatkan pendanaan segar, baik dana untuk proses penelitian ataupun insentif dirinya sebagai peneliti.

Walau misalnya ada yang menggerutu, tak akan mungkin pendanaan riset dari perguruan tinggi menghentikan para dosen ngamen di luar kampus. Karena, dana riset yang diberikan tak begitu menggiurkan. Tetapi, kita sebagai seorang dosen harus tetap optimistis dan mau memulai untuk meriset dengan pendanaan seminim mungkin. Paling tidak, dengan adanya pendanaan di internal perguruan tinggi, ditambah hibah riset dari eksternal perguruan tinggi, plus perpustakaan dengan fasilitas yang mendukung aktivitas riset, dosen akan lebih produktif menghasilkan karya ilmiah.

Selain fasilitas, tak kalah penting ialah etos kerja para dosen untuk melaksanakan riset harus terus ditingkatkan. Karena, sebagus apapun pendanaan dan fasilitas riset, bila para dosennya tidak memiliki etos kerja riset yang baik, riset di perguruan tinggi tidak akan berkembang signifikan. Maka dari itu, selain pendanaan dan fasilitas riset, etos kerja riset menjadi variabel cukup penting dalam pengembangan riset di perguruan tinggi. 

 

Riset di Perguruan Tinggi akan Cerah

Masa depan riset di perguruan tinggi akan cerah, bila tiga unsur yang telah penulis sebutkan terpenuhi, yaitu unsur pendanaan, fasilitas, serta etos kerja riset para dosen. Seluruh dosen berusaha menghasilkan riset akademik yang inovatif dan memberikan kebermanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga, semakin tinggi produktivitas riset, akan semakin banyak karya inovatif yang dihasilkan di Perguruan Tinggi.

Cerahnya riset di perguruan tinggi akan menjadi salah satu tanda bahwa keberadaan perguruan tinggi tidak hanya sekadar tempat menghasilkan para sarjana di bidangnya. Akan tetapi menjadi inkubator ilmu pengetahuan untuk menggerakkan peradaban Indonesia ke depannya. Sehingga, riset akademik yang dihasilkan pada akhirnya menjadi salah satu upaya memajukan peradaban Indonesia. 

Pertanyaan selanjutnya ialah, siapa yang akan memulainya? Dengan kata lain, apakah riset di perguruan tinggi menunggu adanya kebijakan perguruan tinggi memberikan pendanaan besar dan menyediakan fasilitas riset super lengkap, barulah para dosen melakukan kegiatan riset? Atau sebaliknya, apakah etos kerja riset para dosen harus ditingkatkan terlebih dahulu, barulah perguruan tinggi mengucurkan dana dan memberikan fasilitas riset yang lengkap?

Menurut hemat penulis, hal terbaik ialah dilakukan secara bersamaan antara keduanya. Di mana, para dosen harus memiliki etos kerja riset yang mumpuni. Kemudian, didorong dengan adanya pendanaan besar dan penyediaan fasilitas yang lengkap. Penulis yakin, riset di perguruan tinggi akan sangat cerah ke depannya. 

(Tulisan ini dimuat juga pada laman Republika)

https://simlppm.untan.ac.id/vendor/terbaik-2024/https://lentera.uin-alauddin.ac.id/question/gratis-terlengkap/https://old-elearning.uad.ac.id/gampang-menang/https://fk.ilearn.unand.ac.id/demo/http://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://elearning.uika-bogor.ac.id/tanpa-potongan/https://mti.unpam.ac.id/assets/images//https://besadu.belitung.go.id/css/https://uptdlkk.kaltimprov.go.id/img/product/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://siswa.dpuair.jatimprov.go.id/tests/demo/https://simmas.jombangkab.go.id/vendor/https://siapmang.kotabogor.go.id/storage/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://alumni.fhukum.unpatti.ac.id/app/